Dalam suatu majelis saya pernah mendengarkan curhatan seseorang yang hendak melepas masa lajangnya, lantas dia berkata “saya sudah merasakan pahit, manis bagaimana susahnya mencari seorang pendamping hidup, direndahkan, disepelekan hingga hal-hal yang diluar dugaan saya. Setelah pencarian yang begitu panjang akhirnya Allah pertemukan juga dengan sang belahan hati”. Itu artinya cari istri tidak harus yang cakep banget, yang terkenal di medsos, yang keliatannya keren kalau dia aktif di organisasi ini itu dan sebagainya. cukup 1 aja syaratnya dan hal-hal yang disebutkan tadi akan hangus terbayar dengan kesholihahannya yang bermuara kepada cinta karena-Nya yang unconditionally (tanpa syarat).
Sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita kalau denger wasiat Rasulullah SAW tentang memilih pasangan hidup. Abu Hurairoh berkata , dari Nabi Muhammad SAW bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kemuliaan nasabnya (keturunan), kecantikannya, dan karena agamanya. maka nikahilah wanita yang baik agamanya niscaya kamu beruntung” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Sudah jelas kan, 4 kriteria di atas yang mana prioritas utamanya adalah dzatu ad-diini (baik agamanya) supaya pernikahanmu bahagia nan mudah, mendatangkan berkah dan menjadi wasilah untuk menggapai mardhotillah.
Kalau buat saya pribadi sih masih teringat pesan lainnya dari sang panutan kita Nabi Muhammad SAW ketika ditanyakan kepada Rasulullah tetang wanita baik. disebutkan dalam Musnad Ahmad dan Sunan An-nasa’i dari Abu Hurairoh RA berkata:
قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ ؟ قَالَ: الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِيمَا يَكْرَهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ
“ditanyakan kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, siapakah wanita baik itu?, maka Rasullullah SAW bersabda: “Yaitu dia yang menyenangkan suami apabila dipandang, menaati suami apabila diperintah, dan tidak menyelisih suami dengan sesuatu yang tidak disukainya pada dirinya serta hartanya.”
Ditambahkan lagi oleh Ibnu Qudamah dalam karangannya Al-Mughni :
وَيَخْتَارُ الْجَمِيلَةَ؛ لِأَنَّهَا أَسْكَنُ لِنَفْسِهِ، وَأَغَضُّ لِبَصَرِهِ، وَأَكْمَلُ لِمَوَدَّتِهِ، وَلِذَلِكَ شُرِعَ النَّظَرُ قَبْلَ النِّكَاحِ
“hendaklah dia memilihi wanita yang cantik agar hatinya lebih tentram dan lebih mampu untuk menundukkan pandangannya serta menjadikan kecintaan kepadanya lebih sempurna, atas sebab itulah disyari’atkan nazhar (melihat calon istri) sebelum menikahinya”.
Tapi cantik dan ganteng itu kan subjektif dan relatif tergantung pandangan orang masing-masing, kalau gak paling tidak yaaah yang enak dibawa kondangan lah yaa :p
Pada akhirnya sih ga ada pasangan yang sempurna dan kamu ga akan nemuin pasangan itu dalam kata lain setampan nabi yusuf, sekaya nabi Sulaiman dan akhlaqnya semulia Nabi Muhammad. sama halnya ga akan kamu nemu perempuan setangguh Khadijah, secerdas Aisyah dan secantik Fatimah. cukup temukan yang sederhana dan cocok bersamamu asalkan agamanya baik, kalau kamu tetep mau cari pasangan yang sempurna maka kamu akan jomblo seumur hidupmu.
Maka kalau kamu perempuan, seandainya ada pria sholeh yang datang ke orang tuamu dan memiliki niat baik untuk menikahimu terimalah, ga mesti dia yang tampan, kaya raya, berpendidikan tinggi atau apalah. karena belum tentu nanti ada pria yang lebih baik darinya datang untuk ke dua kalinya. cukuplah dia yang sederhana yang bisa membuatkan untukmu dan anak-anakmu kelak rumah yang megah di syurga-NYA.
0 comments:
Post a Comment