Kalau kita pernah berada di dalam 'masa-masa' sebelum mengenal sunnah seharusnya memang kita lebih bersabar dengan celaan,,dengan cibiran dan semisalnya dari orang-orang yang belum Allah hidayahkan sunnah kepada mereka..
Jangan terlalu diambil hati tentang ucapan dan perbuatan buruk mereka..
Ya sabar itu memang susah..
Ikhlas itu tidak mudah..
Legowo dan lapang dada pun tidak mudah..
Membalas celaan dan perbuatan buruk dengan akhlaq dan perkataan serta perbuatan yang baik itu pun tidak mudah..
Beneran.. Asli tidak mudah..
Apalagi perkataan atau perbuataan buruk itu dari kerabat kita bahkan orangtua kita sendiri..
Tidak selayaknya kita membenci dan emosi..
Apalagi meluapkan emosi kita di ranah publik..
Mungkin kita pernah memiliki fikiran negatif tentang sunnah (ya itu dulu sebelum kita kenal sunnah)..
Bisa jadi itu sekarang terjadi pada saudara kita yang lain..
Dan bisa jadi esok mereka pun akan Allah beri hidayah untuk mengenal sunnah..
Karena Allah yang Maha Memberi hidayah kepada orang-orang yang dikehendakiNya dan berkehendak membolak-balikkan hati hamba-hambaNya..
Yaah kita in sya Allah sudah sering ke majelis ilmu,,kita belajar tentang sunnah.. Se tidaknya ya idealnya memang itu seharusnya membawa perubahan kepada akhlaq,,perbuatan,,dan lisan kita..
Jangan sampai yang berubah hanya cashing luar atau catatan yang tebal..
Ketika kita dicela,diperlakukan buruk oleh oranglain..
Lantas kita kesal,,marah,,dan membalas lalu apa bedanya mereka dengan kita yang sudah ngaji?
Saya kira namanya kesal atau sedikit kecewa itu wajar..
Tapi jangan sampai hal itu seolah membuat kita 'bangga' dan 'merasa lebih' karena sudah ngaji..
Coba deh dulu pas sebelum kenal sunnah.. Gimana?
Kita nya aja sekarang dikit-dikit ngerti dan faham..
Jadi wajar saja kalau terkadang ada perkataan dan perbuatan yang kurang mengenakkan dari saudara-saudara kita yang belum belajar sunnah..
contohnya saja menghadapi orangtua kita sendiri..
Jangan pernah ada prasangka buruk kepada mereka..
Ketika kita ditentang bahkan mungkin ada orangtuanya yang mencela (Kalau orangtua saya Alhamdulillaah tidak sampai mencela meskipun belum belajar sunnah) bukan malah kita membenci atau mengatakan mereka kolot/susah dan tidak mudah menerima kebenaran
Atau ada kerabat kita yang kadaang suka ngomen ini-itu atau suka mencibir..
Ya wajar saja lah mereka belum ngaji,,kasih udzur kepada mereka..
Wajar kalau ada fikiran negatif tentang sunnah..
Idealnya setelah ngaji kita lebih sayang kepada orangtua kita..
Idealnya setelah ngaji kita lebih sabar,,ikhlas dan lapang dada menghadapi segala celaan/cibiran/dan semisalnya..
Belajar sunnah bukan untuk merendahkan yang belum kenal sunnah..
Jika memang bisa meluruskan dengan perkataan yang baik maka lakukanlah..
Jika belum mampu setidaknya diam dan mendo'akan mereka..
Belajar sunnah pun bukan untuk berbangga-bangga 'saya sudah nyunnah'..
Idealnya memang dalam hal akhlaq dan lisan harus ada perbedaan ketika kita sudah ngaji..
Membalas akhlaq buruk dengan buruk lalu apa bedanya?
Membalas celanaan dengan celaan lalu apa bedanya?
Ada yang merendahkan,,lantas kita merendahkan juga lalu apa bedanya?
Semua ini memang tidak mudah.. Tapi apa salahnya jika kita belajar untuk mencoba?
Karena sabar dan ikhlas -In Sya Allah- akan dibalas dengan surga..
0 comments:
Post a Comment